Berita
19 Nov 2025, Rab

Pasien Kritis Terlantar di Puskesmas Jirak, ini Klarifikasi Kepala Puskesmas Jirak.

Muba Sumsel-Sibanews.com-,
Setelah viralnya video pasien kritis yang terlantar di Puskesmas Jirak, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Kepala Puskesmas Jirak, dr. Mustopa, akhirnya angkat bicara dan memberikan klarifikasi atas insiden yang memicu kemarahan publik tersebut.

Dalam video yang diunggah akun Jangan Ase di Facebook pada Kamis (8/5/2025), terlihat seorang pasien yang diduga mengalami keracunan terbaring lemah di ruang perawatan tanpa kehadiran tenaga medis.

Suara perekam video dengan nada kecewa menyebut bahwa keluarga pasien terpaksa mengambil alih penanganan awal karena tidak ada dokter atau perawat yang hadir di lokasi.

Rekaman tersebut langsung menyebar di media sosial, menuai reaksi keras dari warganet dan mempertanyakan keberadaan serta tanggung jawab layanan kesehatan di daerah terpencil diwilayah kabupaten Musi Banyuasin.

Menanggapi hal itu,Saat dikonfirmasi media melalu jejaringan whatsappnya di no.+62 821-7796-xxxx.dr. Mustopa menyampaikan klarifikasi melalui pesan tertulis kepada Awak media ini pada jumat,09/05/2025.

Ia menjelaskan bahwa saat kejadian berlangsung, dokter sudah pulang kerumah pukul 14.55.Wib, karena jam kerja puskesmas sampai jam 14.00 wib.,sesampai di rumah baru mengetahui keberadaan pasien keracunan,dan langsung berankat lagi menuju ke puskesmas pukul 15.08 wib. langsung menangani pasien tersebut,karena memerlukan tatalaksana lebih lanjut , maka pasien di rujuk ke Rumah sakit terdekat.Pada saat ini .Saya satu-satunya dokter umum yg bertugas di puskesmas jirak.” jleasnya.

“Kami sudah berulang kali mengajukan permohonan untuk penambahan tenaga medis. ( khususnya dokter umum )Namun sampai saat ini belum ada realisasi. Ini bukan pertama kalinya kami menghadapi situasi darurat dengan keterbatasan personel,” ungkapnya.

Dr. Mustopa juga menyampaikan bahwa ia telah mengabdi di Puskesmas tersebut selama bertahun-tahun dan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik, meski dengan keterbatasan.

“Saya paham kekecewaan masyarakat. Tapi kami di lapangan juga berjuang. Saya sudah berusaha maksimal dan terus menyuarakan kekurangan yang ada. Saya berharap pihak berwenang segera turun tangan untuk memperbaiki kondisi ini,” tegasnya.

Pasien yang sempat tak tertangani itu akhirnya dirujuk ke RS PALI atas permintaan keluarga. Insiden ini menjadi cermin dari realitas yang masih dihadapi banyak fasilitas kesehatan di daerah pedalaman: minimnya tenaga medis, sistem tanggap darurat yang lemah, dan akses layanan publik yang belum merata.

Pemerintah daerah dan pusat didesak untuk segera mengevaluasi dan memperkuat sistem distribusi tenaga kesehatan di wilayah tertinggal, agar kejadian serupa tidak
terulang.(Td).

Share Medsos

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sorry, you can't copy this post