

Muba Sumsel SibaNews. com-,
Desa Panai Kecamatan Sanga Desa Kabupaten Musi Banyuasin kembali mencatatkan langkah progresif dalam agenda pembangunan berbasis kemandirian.
Melalui pelaksanaan program ketahanan pangan tahun 2025, Pemerintah Desa Panai bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Sanga Desa resmi melaksanakan penanaman jagung perdana di lahan seluas 1 hektare, Rabu (24/12/2025).
Kegiatan ini menandai komitmen serius desa dalam menyongsong swasembada pangan yang tidak hanya bersifat simbolik, namun berorientasi pada hasil dan keberlanjutan.
Hadir dalam kegiatan tersebut Camat Sanga Desa Hendrik SH MSi yang diwakili Kasi PPDK Masmawi S.Sos, Kapolsek Sanga Desa IPTU Joharmen yang diwakili Kanit Intelkam IPDA Librata, Babinsa Koramil 401-02/Babat Toman, Koordinator Penyuluh Pertanian, Pendamping Desa, dan Pendamping Lokal Desa memperlihatkan bahwa kolaborasi lintas elemen bukan hanya jargon, melainkan fondasi nyata dalam setiap langkah pembangunan.
Dalam sambutannya, Masmawi menegaskan bahwa program ini merupakan implementasi konkret dari prioritas Presiden Republik Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui strategi pemberdayaan hingga ke lapisan pemerintahan terbawah, yakni desa.
Lebih dari sekadar menanam, langkah ini adalah penguatan visi bahwa pangan adalah instrumen strategis yang menentukan daya tahan sosial, ekonomi, bahkan martabat suatu daerah.
“Penanaman ini bukan hanya agenda seremonial, melainkan wujud dukungan desa terhadap arsitektur kebijakan ketahanan pangan pemerintah pusat. Sinergi antara pemerintah desa, kecamatan, TNI, Polri, dan pendamping teknis diharapkan mampu menghasilkan output yang nyata dan terukur bagi masyarakat,” tegasnya.
Penanaman jagung dipilih bukan tanpa pertimbangan. Kepala Desa Panai, Sri Wahyuningsih SH, menguraikan bahwa komoditas jagung memiliki nilai ekonomis yang kuat, fleksibilitas budidaya, dan kapasitas untuk menopang kebutuhan pangan maupun pendapatan masyarakat.
Melalui optimalisasi lahan produktif, Pemerintah Desa Panai berharap setiap jengkal tanah dapat menjadi sumber penghidupan dan peluang ekonomi.
“Pemanfaatan lahan adalah instrumen kedaulatan. Kami tidak ingin tanah hanya diam menjadi lanskap; ia harus hidup, menghidupi, dan menjadi katalis kesejahteraan. Jagung adalah permulaan, bukan tujuan akhir,” ujar Sri Wahyuningsih.
Lebih jauh ia menyampaikan visi besar: program ketahanan pangan Desa Panai tidak boleh berhenti pada satu komoditas. Perluasan ke sektor hortikultura, palawija, maupun penguatan ekonomi pascapanen menjadi agenda lanjutan yang telah disiapkan untuk memastikan Desa Panai bukan hanya mampu bertahan, tetapi juga mampu bersaing.
Dengan demikian, penanaman jagung ini bukan sekadar aktivitas bercocok tanam, tetapi deklarasi ekonomi desa.Desa Panai sedang bergerak bertransformasi dari struktur birokrasi menjadi lokomotif pertanian modern berbasis kemandirian. Jagung hari ini adalah benih. Yang tumbuh nanti bukan hanya tanaman melainkan masa depan pangan Desa. (Td).
