MUBA//Sumsel.SibaNews.com, -Masih ingat peristiwa pemukulan diserta pembacokan Rabu 17 Mei 2023 sekitar Pukul 02.00 Wib dini pagi. Peristiwa Nahas itu terjadi di sekitar Tower Desa Kali Berau Kecamatan Bayung Lincir Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Akibat inseden tersebut, korban bernama Fahrul mengalami lebam di bagian mata sebelah kanan akibat ditonjok diduga dilakukan oleh AA. Kemudian disusul dengan sabetan senjata tajam jenis parang mengenai kepala bagian belakang sebanyak 3 liang dan beberapa bekas sayatan senjata tajam dibagian belakang pria malang kini berusia 48 tahun tersebut diduga dilakukan oleh BS dan MT.
Demikian dikatakan korban ketika ditemui media ini dikediamannya di Desa Kali Berau Kecamatan Bayung Lincir, MUBA, korban didampingi Hermanto (Saksi waktu kejadian) serta H. Nanang tokoh masyarakat setempat. Dengan jelas korban menceritakan kronologis atau awal mula kejadian tragis yang hampir saja merenggut nyawanya, menurut pria 3 anak tersebut, kejadian Rabu 17 Mei 2023 sekitar pukul 02.00 Wib dini hari, di Jalan Lintas Palembang – Jambi di Desa Keli Berau tepatnya disekitar tower Desa Kali Berau. Dirinya (korban) waktu itu bersama dengan Hermanto (saksi). Berniat ingin bertanya kepada mobil yang membawa nasi namun sebelum bertanya ada mobil avanza berwarna putih menghampiri kami dan langsung menonjok mata sebelah kanan saya, diduga dilakukan oleh pria berinisial AA tersebut, ujarnya, Kamis 25 Mei 2023 siang.
Setelah itu sambung korban, diduga pelaku berinisial BS dan MT turun dari mobil langsung membacok kebagian kepala saya menggunakan parang dan bagian tubuh saya lainnya sambil berteriak mati kau, mati kau. Jadi mereka bertiga yang mengeroyok saya, bukan saya yang mengeroyok mereka, karena saya sendiri dan mereka bertiga, ujar korban sambil menunjukan beberapa bekas luka ditubuhnya akibat senjata tajam tersebut.
“Mungkin ini permasalahan catering yang sudah beberapa tahun ini dikelola oleh korban karena masih terikat kontrak dengan perusahaan sampai Bulan Agustus mendatang, diduga mereka (para pelaku) ini mau mengambil atau merampas usaha catering tersebut tanpa adanya musyawarah atau proses apapun dengan kami yang saat ini masih memegang surat kerjasama dengan perusahaan itu, “ujar korban.
Mengingat sebelumnya lanjut korban, antara dirinya dengan para diduga pelaku itu tidak pernah bertengkar mulut apalagi bentrok.
Korban menyinggung mengenai pemberitaan di sebuah media online cukup terkenal di Sumsel yakni SUMEX.CO Selasa 23 Mei 2023 berjudul Astaghfirrullah! Diancam Preman, Para Ustaz Ponpes mamba’ul Qur’an Ngadu ke Polda Sumsel Minta Perlindungan. Atas pemberitaan tersebut korban pembacokan dan saksi meminta tunjukan preman yang mana yang mengancam para Ustaz tersebut, biar jelas dan tidak menimbulkan opini publik, “biar terang benderang takutnya ini berita hoax saja,”tegasnya.
Terus terang saya kurang mengerti isi pemberitaan media cukup ternama di Sumsel tersebut, kalau mereka maksud preman kampung itu saya (Fahrul) itu jekas saya keberatan karena saya tidak pernah berbuat onar, tidak pernah mengganggu milik orang lain dan saya juga tidak pernah tersandung masalah hukum jadi jelas saya dan keluarga saya bukan preman, saya sudah menetap di Desa Kali Berau ini dari tahun 1988 ini tidakj pernah berurusan hukum kepihak Kepolisian, saya sangat menghormati para Ustaz “Kalau tidak percaya silahkan tanya kepada warga disini,”tukasnya.
“Tolong pak Abdul Aziz buktikan kalau saya preman, sampaian jangan cuma bisa lari dan bersembunyi hadapi proses Polisi pak Abdul Azis sama Si Mat Bakso itu, jangan bikin opini publik yang menyesatkan,”tegasnya.
Tak terima sang suami tercinta dianiaya nyaris tewas dan dirawat di RSU Bayung Lincir, Jamalia Binti Yaman (isteri korban) melapor ke Mapolsek Sungai Lilin, Polres Musi Banyuasin dengan Nomor STPL/B-40/V/2023/SUMSEL/MUBA/SEK BYL tanggal 17 Mei 2023.
Ditempat yang sama, Hermanto (50) warga Rt 10 Dusun 2 Desa Kali Berau menceritakan tentang kejadian berdarah tersebut, ketika itu dirinya bersama korban (Fahrul) berdiri di dekat mobil disekitar tower Desa Kali Berau, kami bermaksud mau bertanya kepada mobil yang membawa nasi. Namun belum sempt bertanya datanglah mobil Avanza warna putih didalam mobil itu yang saya lihat ada tiga orang yakni AA, BS dan MT.
Setelah turun dari mobil itu AA sambil berteriak ado opo ado opo (ada apa, ada apa) langsung menonjok mata kanan korban kemudian BS membacok kepala korban disusul MT ikut membacok korban menggunakan senjata tajam jenis parang, saya berdiri dan melihat langsung dengan jarak sekitar 2 meter dan saya melihat dengan jelas sekali, tegas Hermanto pria yang berprofesi sebagai petani ini.
Setelah itu MT mengancam saya mengatakan kalau kau tidak berlari saya bacok juga dan saya menyelamatkan diri dan selanjutnya saya tidak tau lagi kejadiannya, namun yang jelas Pak Dul Aziz melakukan penonjokan pertama kepada pak Fahrul. kita sudah di BAP Polisi.
Dan itulah fakta dilapangan, pak Fahruk yang dikeroyok dan saya sebagai saksi siap jadi saksi, tegasnya lagi.
Seorang warga, H. Nanang kelahiran tahun 1956 warga Rt 4 Desa Kali Berau mengaku bahwa dirinya sudah sangat lama mengenal korban (Fahrul), “Saya sudah 15 tahun tinggal didesa ini dan Fahrul itu orangnya sangat baik, tidak pernah berbuat onar atau merugikan orang lain, jadi jelas Fahrul itu bukan preman nah kalau yang dibilang itu pak Abdul Aziz seorang ustaz menurut saya dia bukan seorang Ustaz memang Pak Abdul Aziz sudah dua kali naek haji namun menurut saya dia bukan seorang Ustaz , ujar Pengurus Masjid tersebut.