By Ktd Admin 
MUBA Sumsel SibaNews.com,-Kritik keras kembali menghantam Polsek Keluang, Polres Musi Banyuasin (Muba).
Lembaga Swadaya Masyarakat Pemerhati Organisasi Sosial dan Ekonomi Republik Indonesia (POSE RI) menyebut duet Kapolsek IPTU Alvin Adam Armitha Siahaan dan Kanitreskrim IPDA M Arshan Rahman sebagai simbol mandeknya penegakan hukum.
Ketua Umum POSE RI, Desri Nago SH, menegaskan bahwa sejak Juli 2025 lalu, nyaris tidak ada satu pun pengungkapan kasus menonjol di wilayah hukum Polsek Keluang.
“Apa gunanya menempatkan perwira, kalau kerja mereka hanya sibuk jaga kantor ber-AC? Masyarakat butuh polisi yang hadir di lapangan, bukan penonton di balik meja,” sindir Desri dengan nada keras, Minggu (14/9/2025).
POSE RI merinci sederet kasus besar yang dibiarkan menggantung:
Kebakaran sumur bor ilegal D Cobra 3 milik Efran (17 Mei 2025).Kebakaran kilang liar milik Gimin di Keluang (20 Mei 2025).Kebakaran sumur bor Kholik di Pal 12 Keluang (24 Mei 2025).Kebakaran kilang ilegal A3 Keluang dekat portal security PT Hindoli, milik Tita Murzani (11 Juni 2025).Kebakaran Towor Api Cobra 2 dekat Boran Indra Botak (15 Juni 2025).Kebakaran di Cobra 1 milik Diana dan Eko (30 Juli 2025).Kebakaran hebat 20–21 Agustus 2025 di Cobra 1 dan 3 yang juga diduga milik DN.
Yang Lebih parah lagi, kasus pembunuhan sopir truk pembawa minyak mentah di Hindoli Keluang pada Mei 2025 hingga kini tak juga terungkap.
“Ini sudah bukan lagi kelalaian biasa. Kalau polisi hanya jadi penonton, maka hukum di Keluang bisa dianggap lumpuh. Jangan biarkan masyarakat kehilangan kepercayaan kepada aparat,” tegas Desri.
POSE RI pun mendesak Polda Sumsel dan Polres Muba segera turun tangan.
“Kapolda Sumsel dan Kapolres Muba jangan tutup mata. Jika Kapolsek dan Kanit terbukti gagal total, segera copot..!
” Rakyat butuh polisi yang bisa bekerja, bukan birokrat berseragam,” tutup Desri dengan lantang.(9 Naga Hitam).