JAKARTA,//SibaNews.com -Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan sebanyak 174 orang suporter Arema FC dan ribuan luka-luka dalam kerusuhan yang pecah seusai pertandingan derbi Jawa Timur, Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.
Terkait insiden tersebut, Forum Politisi Muda Indonesia (FPMI) turut menyayangkan kejadian tersebut. Koordinator Presidium Nasional FPMI, Yoel Yosaphat menyampaikan rasa duka yang mendalam kepada para korban dan keluarganya atas musibah yang menimpanya.
“Ini bukan hanya luka dan duka Malang dan Jawa Timur. Tapi ini duka bagi Indonesia. Bahkan dunia turut prihatin atas peristiwa naas persepakbolaan kita. Sungguh ini menjadi sejarah kelam bagi Indonesia” Ungkap Legislator Muda tersebut.
Yoel juga menambahkan bahwa harus ada yang bertanggung jawab terhadap insiden ini. Seluruh perangkat pertandingan, utamanya pengamanan dan penyelenggara harus bersikap negarawan untuk menjadi penanggungjawab penuh.
“Ada beberapa hal yang patah disini, memang perilaku supporter yang masuk ke lapangan tidak bisa dibenarkan, namun tindakan represif aparat keamanan itu juga sangat keliru, apalagi sampai menembakkan gas air mata yang tidak sesuai dengan standar pengamanan FIFA” tambahnya, Minggu (2/10/22).
Dan, di tempat terpisah, anggota Presidium Nasional FPMI asal Jawa Timur, Zainuddin mengungkapkan rasa kekecewaaanya kepada aparat kepolisian dalam melakukan penindakan secara “bar-bar” dan memukul rata.
“Itu kalau kita lihat di video yang beredar, aparat tidak hanya menindaki yang turun di lapangan, tapi yang masih ada di tribun juga ditindaki, sehingga mereka sesak nafas dan berdesak-desakan di pintu keluar, apalagi penonton yang hadir melebihi kapasitas”, Sesal politisi muda Jawa Timur ini.
Terkait hal tersebut, Zainuddin mengutip pernyataan mantan Kadiv Propam Polri, FS bahwa jika ada anggota yang salah, maka pimpinan dua tingkat di atasnya harus ikut bertanggungjawab.
“Olehnya kami mendesak kepada Pak Kapolri untuk mencopot Kapolda Jawa Timur atas peristiwa ini sebagai bentuk pertanggungjawaban aparat keamanan,” tegasnya.
FPMI juga meminta agar PSSI dievaluasi. Sudah terlalu banyak korban dalam drama persepakbolaan ini. Mereka meminta Ketua PSSI juga dicopot sebagai bentuk pertanggungjawaban.
“Mencopot para pimpinan stakeholder memang tidak menghapus luka para korban dan keluarganya, akan tetapi ini bagian dari cara negara bertanggungjawab kepada rakyatnya.” Tutupnya
Red.